Kumpulan Puisi Karya Korrie Layun Rampan adalah seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 17 Agustus 1953. Ia meninggal dunia di Jakarta pada 19 November 2015.
Terbuka di jendela baruid.wikipedia.org
Korrie Layun Rampan berdarah Dayak Benuaq. Ia mulai tertarik pada dunia sastra sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia sering menulis cerita pendek dan puisi.
Setelah lulus SMA melanjutkan pendidikannya ke Yogyakarta. Ia belajar di Akademi Keuangan dan Perbankan. Setelah lulus, ia pindah ke Jakarta untuk bekerja sebagai wartawan dan editor buku.
Korrie Layun Rampan telah menghasilkan banyak karya sastra, baik dalam bentuk cerpen, novel, puisi, maupun esai. Karya-karyanya telah banyak dimuat di berbagai media massa, baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa karya sastra yang terkenal antara lain:
- Kumpulan cerpen: “Rawa Buaya”, “Bingkisan Petir”, “Suara Sendawar Kendal”
- Novel: “Mawar Merah dari Kalimantan”, “Cinta di Bawah Pohon Kayu Putih”, “Puteri Dendam”
- Puisi: “Suara Lembah”, “Suara Sungai”, “Suara Hutan”
Karya-karya Korrie Layun Rampan banyak mengangkat tema-tema tentang kehidupan suku Dayak, kebudayaan Indonesia, dan isu-isu sosial. Ia dikenal sebagai sastrawan yang produktif dan memiliki gaya penulisan yang khas.
telah menerima banyak penghargaan atas karya-karyanya, antara lain:
- Penghargaan Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) untuk kumpulan cerpen “Rawa Buaya” (1984)
- Penghargaan Sastra Nasional Khatulistiwa untuk kumpulan cerpen “Bingkisan Petir” (1991)
- Penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia (1995)
Daftar Puisi Korrie Layun Rampan
Daftar Puisi
- Matahari Pingsan di Ubun-Ubun (1974)
- Cermin Sang Waktu (bersama Gunoto Saparie, 1976)
- Sawan (1978)
- Suara Kesunyian (1981)
- Nyanyian Kekasih (1981)
- Undangan Sahabat Rohani (1991)
Puisi Terpilih
- “Sawan”
- “Suara Kesunyian”
- “Nyanyian Kekasih”
- “Undangan Sahabat Rohani”
- “Mahakam”
- “Sang Penari”
- “Cinta Tanah Air”
- “Doa”
Puisi Lainnya
- “Jalan Panjang”
- “Tanah Airku”
- “Kemerdekaan”
- “Gadis Desa”
- “Ibu”
- “Kekasih”
- “Rindu”
- “Kenangan”
Puisi-puisi Korrie Layun Rampan mengungkapkan berbagai tema, mulai dari cinta, kerinduan, tanah air, hingga kegelisahan sosial. Puisi-puisinya yang bernuansa romantis dan melankolis, sering kali diilhami oleh pengalaman pribadinya.
Berikut adalah beberapa contoh puisi karya Korrie Layun Rampan:
Sawan
Di bawah langit sawan yang biru
Di atas padang yang gersang
Aku berdiri tanpa arah
Mencari sesuatu yang hilang
Suara Kesunyian
Di dalam kesunyian
Kudengar suara kalbu
Berbicara tentang cinta
Tentang kerinduan
Nyanyian Kekasih
Di malam yang sunyi
Aku mendengar nyanyian kekasih
Menyair tentang cinta
Tentang kesetiaan
Undangan Sahabat Rohani
Temanku yang abadi
Temanku yang sejati
Marilah kita bersatu
Dalam cinta yang abadi
Mahakam
Mahakam yang elok
Sungai yang tak pernah kering
Kau mengalir sepanjang masa
Menyaksikan suka dan duka
Sang Penari
Sang penari menari Dengan lemah gemulai Mengikuti irama musik Menari untuk cinta
Cinta Tanah Air
Aku mencintai tanah airku
Dengan segenap jiwa raga
Aku ingin membelanya
Dari segala ancaman
Doa
Ya Tuhanku
Aku mohon rahmat-Mu
Berilah aku kekuatan
Untuk menjalani hidup
Puisi-puisi Korrie Layun Rampan telah banyak dimuat di berbagai media massa, baik di dalam maupun luar negeri. Ia juga telah menerima berbagai penghargaan atas karya-karyanya, termasuk Penghargaan Sastra Lontar (1997) dan Anugerah Seniman Indonesia (2004).
Puisi ini ditulis oleh penyair Indonesia M. Poppy Hutagalung. Puisi ini berkisah tentang selembar surat yang dikirim oleh seseorang kepada orang lain. Surat tersebut membawa rindu dan kebahagiaan bagi penerimanya. Penyair mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada surat tersebut karena telah membuatnya bahagia. Ia juga berjanji akan menyimpan surat tersebut sebagai bukti cinta dari orang yang mengirimkannya.
Selembar surat
Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Namun, puisi ini tetap memiliki makna yang mendalam. Puisi ini menggambarkan betapa pentingnya surat bagi seseorang. Surat dapat menjadi media untuk menyampaikan cinta, rindu, dan kebahagiaan.