Puisi Penggali Batu Kapur Karya Kirdjomuljo

Puisi Penggali Batu Kapur Karya Kirdjomuljo
Puisi Penggali Batu Kapur Karya Kirdjomuljo

Puisi Penggali Batu Kapur Karya Kirdjomuljo menggambarkan kehidupan para penggali batu kapur di lembah kapur. Puisi ini menggambarkan bagaimana para penggali batu kapur bekerja keras dengan penuh semangat untuk menghidupi keluarga mereka.

Penggali batu kapur

Puisi ini dibuka dengan gambaran lembah kapur yang terbentang luas. Di bawah sinar matahari yang terik, dua orang penggali batu kapur tampak sedang bekerja dengan cekatan. Mereka menggunakan sekop dan linggis untuk menebang bukit kapur.Para penggali batu kapur bekerja dengan tenaga yang kuat dan tangguh. Mereka tidak peduli dengan keringat yang mengalir deras dari wajah dan tubuh mereka. Mereka hanya fokus pada pekerjaan mereka untuk menghidupi keluarga mereka.Puisi ini menggambarkan bagaimana kerasnya kehidupan para penggali batu kapur. Mereka harus bekerja keras di bawah terik matahari yang menyengat. Namun, mereka tetap memiliki semangat yang luar biasa untuk meraih kehidupan yang lebih baik.Puisi ini juga menggambarkan kesederhanaan hidup para penggali batu kapur. Mereka adalah manusia biasa dengan kehidupan yang sederhana. Namun, mereka memiliki semangat yang besar untuk hidup lebih baik.

Penggali Batu Kapur

Beginilah ia bernyanyidengan irama gugur batugugur bumi gugur hati

Hingga ladang berderakburung-burung merendahmerasa berat langitbetapa berat hariangin menggantungi sayapkabut meradangi arah
Entah ia melepas deraentah bertahan dari terikatau bertantang keras batunyanyinya sederas getar deritalangsung mengenai dasardarahku memutih tulang menyusut– hula hulee hula ho oohula hulee hula ho oo
Begitu, berat melepas sekejap datang sekejap hilang

ditiupkan arah angin matanya pudar hijau kapurdahinya hitam hitam batu

Peluhnya deras putih letih

jejak makin dalam lagunya makin memanjang

hilang lepas-lepas
Ketika satu berhenti mengayunia memandang padakuber senyum, senyum ladangbertanya dengan suara bukit– Tuan heran memandang kami kami lahir di tanah kapur anakku empat, anakku putih mata ayah hidung ibu gelaknya melepas angin
– Aku terharu Bapa seluruh umur di tanah kapur kulit

Bapa hitam batumata Bapa jernih kapur cinta berlebih dari yang lainhati

Bapa hati belerang cinta alam sekeras bintang tak pernah kujumpakan di mana pun
– Begitulah bercinta umur tapi jangan Tuan terlalu lamamemandang kamisebelah utara ada lautsebelah selatan ada pantaiKalau kami tak berjanjipada diri dan kebun halamansudah bukan lagi penggali kapur
Salam Tuanmarilah turut menyanyikanakan Tuan rasa nantigetar apa tersimpan di hatigetar di hati kami– hula hulee hula ho oohula hulee hula ho oogetar dalam hitam malamgetar jauh biru laut

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*