Puisi Selamat Pagi Indonesia Karya Sapardi Djoko Damono

Puisi Selamat Pagi Indonesia Karya Sapardi Djoko Damono
Puisi Selamat Pagi Indonesia Karya Sapardi Djoko Damono

Puisi Selamat Pagi Indonesia Karya Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian.

Terbuka di jendela baruwww.instagram.com

Sapardi Djoko Damono

Sapardi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Maret 1940. Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Kasatriyan di Surakarta, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP 2 dan SMA 2 di kota yang sama. Sejak kecil, Sapardi sudah menunjukkan minatnya pada dunia sastra. Ia gemar membaca berbagai macam buku, termasuk buku-buku puisi.

Pada tahun 1964, Sapardi lulus dari Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dengan gelar sarjana muda bidang sastra Inggris. Setelah lulus kuliah, ia sempat menjadi pengajar pada Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Malang di Madiun sampai tahun 1968. Pada tahun 1973, setelah sempat bekerja di Semarang, ia pindah ke Jakarta untuk menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison.

Sapardi mulai menulis puisi sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Karya-karya puisinya yang pertama kali dimuat di majalah sastra Horison pada tahun 1961. Sejak itu, ia terus produktif menulis puisi dan telah menghasilkan banyak karya puisi yang terkenal, antara lain:

  • Dua Bait Kenangan (1961)
  • Hujan Bulan Juni (1969)
  • Perahu Kertas (1983)
  • Perihal Anak Kecil yang Menangis di Dalam Karung (1994)
  • Buku Tanda Tangan (2001)

Puisi-puisi Sapardi banyak digemari oleh masyarakat karena liriknya yang sederhana namun bermakna mendalam. Ia sering menggunakan metafora dan simbolisme dalam puisinya untuk mengungkapkan berbagai tema, seperti cinta, kehidupan, dan kematian.

Selain menulis puisi, Sapardi juga aktif dalam berbagai kegiatan di bidang sastra, antara lain sebagai ketua Dewan Kesenian Jakarta (1990-1993) dan ketua Yayasan Kebudayaan Rancage (1993-2003). Ia juga pernah menjabat sebagai rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 2007-2013.

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 19 Juli 2020 dalam usia 80 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia sastra Indonesia.

Sapardi Djoko Damono adalah salah satu tokoh sastra Indonesia terpenting. Ia telah berjasa besar dalam perkembangan sastra Indonesia, khususnya dalam bidang puisi. Karya-karya puisinya telah menginspirasi banyak orang dan akan terus dikenang sepanjang masa.

Selamat Pagi Indonesia

selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk

dan menyanyi kecil buatmu.

aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,

dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam

kerja yang sederhana;

bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan

tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.

selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,

di mata para perempuan yang sabar,

di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;

kami telah bersahabat dengan kenyataan

untuk diam-diam mencintaimu.

Pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu

agar tak sia-sia kau melahirkanku.

seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam

padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.

aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,

merubuhkan kesangsian,

dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng

kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman

yang megah,

biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu

wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,

para perempuan menyalakan api,

dan di telapak tangan para lelaki yang tabah

telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.

Selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil

memberi salam kepada si anak kecil;

terasa benar: aku tak lain milikmu.

Sumber: Basis (Januari, 1965)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*